Posted on Leave a comment

Mengenal Fungsi Turbin Ventilator di Perusahaan

Bagi sebagian orang, mungkin turbin gas sudah tidak asing lagi bagi mereka. Namun tentu tidak bagi sebagian yang lain, mereka mungkin tidak menyadari bahwa pada saat mereka naik pesawat terbang, mesin yang digunakan kendaraan ini adalah turbin gas. Atau mungkin listrik yang mereka nikmati, tidak disadari bahwa salah satu pemasoknya adalah generator berpenggerak turbin gas. Bahkan bisa jadi kendaraan masa depan akan menggunakan turbin gas berbahan bakar ramah.

Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi potensial aliran fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. Fluida yang digunakan untuk menggerakkan turbin antara lain adalah gas, air, uap air, dan angin. Perbedaan jenis fluida inilah yang membedakan tipe-tipe dari turbin, dimana salah satunya adalah turbin gas.

Prinsip kerja dari turbin gas tidak jauh berbeda dengan turbin-turbin yang lain. Putaran dari rotor turbin, diakibatkan oleh adanya gas bertekanan yang melewati sudu-sudu turbin. Gas dengan tekanan tinggi didapatkan dari pembakaran bahan bakar dengan udara, sesaat sebelum masuk turbin. Ekspansi udara hasil proses pembakaran inilah yang digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin.

Turbin gas menggunakan udara atmosfer sebagai media kerjanya. Udara masuk melalui sisi inlet akibat terhisap oleh kompresor. Kompresor ini berfungsi untuk memampatkan udara hingga mencapai tekanan tertentu. Biasanya, tekanan di akhir sudu kompresor mencapai 30 kali tekanan inlet kompresor. Pada sisi akhir kompresor udara bertekanan akan melewati difuser. Difuser ini berfungsi untuk mendukung kompresor meningkatkan tekanan udara.

Proses selanjutnya adalah masuknya udara bertekanan yang keluar dari kompresor untuk menuju area pembakaran (biasa disebut combustion chamber). Di area ini, dilakukan injeksi bahan bakar diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar tersebut di dalam udara. Pembakaran ini mengakibatkan terjadinya ekspansi dari udara sehingga volume udara hasil pembakaran meningkat, dan tentu saja temperaturnya yang juga meningkat. Proses pembakaran di dalam chamber tidak akan meningkatkan tekanan udara, karena peningkatan volume udara akibat pemanasan cepat mengakibatkan udara berekspansi ke sisi turbin. Sedangkan kenaikan suhu udara hasil pembakaran, mengindikasikan kandungan energi dalam udara (entalpi) yang naik pula. Energi inilah yang akan dikonversikan menjadi tenaga putaran poros oleh turbin gas.

Udara hasil pembakaran selanjutnya masuk ke sisi turbin. Turbin gas terdiri atas beberapa stage sudu. Stage pertama yang dilewati oleh udara pembakaran disebut sisi high pressure stage (tekanan tinggi), sedangkan sudu yang paling akhir disebut dengan sisi low pressure stage (tekanan rendah). Sudu-sudu dari tiap stage turbin uap berfungsi sebagai nozzle, yang akan mengubah energi panas yang terkandung di dalam udara hasil pembakaran untuk menjadi energi gerak. Selain sisi rotor, sudu turbin juga terdapat pada sisi stator.

Kompresor pada sistem turbin gas, berada pada satu poros (shaft) dengan turbin. Sebagian energi mekanis berupa rotasi poros yang dihasilkan oleh turbin, digunakan untuk memutar rotor kompresor. Pada pembangkit listrik, sebagian energi mekanis digunakan untuk memutar generator yang juga berada satu poros dengan turbin dan kompresor.

Berbeda dengan mesin turbojet pesawat terbang, sebagian kecil energi panas udara hasil pembakaran digunakan untuk memutar turbin, yang selanjutnya energi putaran tersebut digunakan untuk memutar kompresor. Sebagian besar energi panas pada udara hasil pembakaran mesin jet digunakan untuk mendorong pesawat, dimana pada sisi keluaran turbin berbentuk nozzle. Nozzle ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dorong gas buang, sehingga mendapatkan gaya dorong yang lebih besar bagi pesawat.

Posted on Leave a comment

Heat Stress mengancam para pekerja? Apa itu dan bagaimana cara mengatasinya?

Heat Stress merupakan kondisi dimana tekanan panas akibat lingkungan dapat berpengaruh pada kondisi fisiologis pekerja. Ketika paparan radiasi panas mengenai tubuh, sistem dalam tubuh kita akan berusaha menyeimbangkan suhu tubuh internal agar tetap pada kondisi normal. Tubuh akan secara alami membuat perlindungan dengan cara mengalirkan darah ke kulit lebih banyak dan mengeluarkan keringat. Akan tetapi jika tubuh terpapar suhu yang terlampau tinggi dan gagal untuk menyeimbangkan suhu internal, pada akhirnya tubuh akan mengalami gangguan dan memicu timbulnya heat stress bagi pekerja. Hal tersebut juga dapat membuat pekerja kehilangan kesadaran.

Tak hanya pekerja lapangan yang terpapar sinar matahari secara langsung, heat stress juga dapat mengancam para pekerja di dalam ruangan seperti di lingkungan pabrik, home industri, bahkan dapat juga mengancam hewan peternakan seperti ayam maupun sapi.

Lingkungan atau iklim kerja yang nyaman tentunya dapat mendukung tingkat produktifitas para pekerja. Pemerintah sebelumnya telah menetapkan mengenai Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim dan temperatur tempat kerja. Menurut Permenaker No.13/MEN/X/2011, Nilai Ambang Batas terendah untuk ruang kerja adalah 25 °C dan tertinggi adalah 32,2 °C. Hal tersebut juga bergantung pada beban kerja serta pengaturan waktu kerja.
Sumber : https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/28158

Lalu bagaimana cara untuk menghindari resiko heat stress? Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut, salah satunya dengan memiliki sistem sirkulasi udara yang baik. Mengurangi radiasi panas dan menurunkan suhu dengan menambah blower atau exhaust fan dapat membantu menghindari resiko heat stress.

Exhaust Fan adalah jenis kipas angin yang memiliki fungsi menjaga kualitas udara bersih dan segar. Exhaust Fan bekerja dengan cara membuang udara ke luar sekaligus menarik udara segar dari luar ruangan. Produk ini juga tersedia dalam berbagai tipe dan ukuran sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan rumah seperti dapur, kamar mandi, sampai kebutuhan pergudangan, peternakan, dan pabrik.

Posted on Leave a comment

Bagaimana Ventilasi yang Baik untuk Industri

Ventilasi pada banyak penelitian berperan penting dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara ventilasi dan kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau penyakit lainnya.

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan

Fungsi utama ventilasi dan jendela, salah satunya sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut:

Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di tempat kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat kerja. Fungsi lain adalah untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan, kebakaran dan peledakan.

Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi, antara lain:

Ventilasi alami (Natural Ventilation)

Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada dalam ruangan.

Standar luas ventilasi alami (Suma’mur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang yang ada pada dinding dan atap, Ventilasi alami biasanya digunakan dengan tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi.

Ventilasi Umum (General Ventilation)

General ventilation atau ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi. Jenis ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas penghisap. Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara kotor yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.

Ventilasi pengeluaran setempat (Local Exhaust Ventilation)

Jenis ventilasi ini dipakai dengan pertimbangan teknis, bahwa bahan pencemar berupa gas, debu dan vapours yang ada pada tempat kerja dalam konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang atau diencerkan hanya dengan menggunakan ventilasi umum apalagi ventilasi alami, namun harus dengan ventilasi pengeluaran setempat yang diletakan tepat pada sumber pencemar. Bahan pencemar yang keluar dari proses kerja akan langsung di hisap oleh ventilasi, sebelum sampai pada tenaga kerja.

Comfort Ventilation

Contoh ventilasi ini dengan digunakanyya Air Conditioner (AC) pada suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi menciptakan kondisi tempat kerja agar menjadii nyaman, hangat bagi tempat kerja yang dingin, atau menjadi sejuk pada tempat kerja yang panas.

Sementara pendapat serupa mengatakan, bahwa untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara :

Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang sengaja dibuat.
Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan: a. AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan; b. Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke depan; c. Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai.
Faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sistem ventilasi, selain bentuk juga harus sangat diperhatikan kekuatan aliran dan tata letak ventilasi. Letak ventilasi harus sesuai dengan priciples of dilution ventilation, terutama untuk tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia.

Posted on Leave a comment

Tips Menggunakan Exhaust Fan Sebagai Alternatif Ventilasi Rumah

Mungkin rumah anda sudah terdapat lubang ventilasi alami, akan tetapi untuk daerah tertentu ataupun perkotaan, panasnya suhu sekitar rumah perkotaan ventilasi alami saja terkadang tidak cukup. Exhaust fan atau hexos bisa menjadi solusi untuk pendingin ruangan juga, namun sebenarnya alat ini berfungsi untuk menyedot udara dalam ruangan sekaligus memasukan udara segar ke dalam ruangan, jadi berbeda dengan AC. Kita juga dapat mengatur berapa volume yang ingin dimasukkan atau dikeluarkan.

Penempatan Kopas Hexos

Setiap ruangan memerlukan sirkulasi berbeda sesuai fungsinya masing-masing. Semisal ruangan tidur memerlukan pergantian udara sekitar 2 sampai 4 kali setiap jamnya, kamar mandi sekitar 6 sampai 10 kali serta dapur sekitar 10 sampai 15 kali. Apabila ruangan yang anda pakai dipasangi AC, exhaust fan dapat menjadi penyeimbang sebab bisa mengurangi kelembaban ruangan. Namun perlu diingat bahwa pemakaian AC serta Exhaust Fan jangan berbarengan sebab exhaust fan akan menyedot udara sejuk yang dikeluarkan AC. Sehingga tempat yang tepat untuk dipasang Hexos adalah :

Kamar Tidur : Bagi anda yang anti AC, Hexos bisa menjadi alternatif blower kamar tidur pengganti AC, agar sirkulasi udara berganti, harga blower dinding ini hampir sama dengan kipas biasa, jauh lebih murah daripada AC.
Ruang Dapur : Dengan aktifitas memasak yang menyebabkan udara tidak segar lagi, Hexos sangat direkomendasikan dinyalakan ketika beraktifitas di dapur.
Kamar Mandi : Hexos di kamar mandi ini biasanya posisinya menghadap ke bawah, sehingga pembuangannya ke atas.
Ruang Tamu : Pemasangan hexos di ruang tamu menjadikan ruangan lebih segar apalagi penghuni rumah atau tamu adalah perokok.
Sebaiknya jangan memasang Exhaust Fan secara berlebihan, pasanglah hanya pada ruangan yang sirkulasinya kurang dari lubang ventilasi alami. Terdapat 3 jenis Exhaust Fan menurut pemasangannya, yaitu Wall Mount dipasang pada dinding, Window Mount dipasang pada jendela kaca serta Ceiling Mount dipasang pada plafon.

Rekomendasi Penyejuk Ruangan: jual kipas angin dinding maspion berkualitas murah

Untuk Exhaust Fan Wall Mount serta Window Mount, pasanglah bagian kelangkang menghadap ke area terbuka sebagai area menarik maupun pembuangan udara kotor. Sedangkan untuk Exhaust Fan Ceiling Mount hanya berguna untuk menarik udara keluar, pada Exhaust Fan tipe ini ada yang dilengkapi dengan pipa penyalur udara keluar serta lampu.

Ukuran Exhaust Fan berbeda-beda sesuai dengan keperluan, untuk mempermudah konsumen dalam memilih Exhaust Fan mana yang sesuai dengan kebutuhan. Semisal Exhaust Fan berdiameter 8 inci untuk ruang 4 m2, diameter 10 inci untuk ruang 8 m2 serta diameter 12 inci untuk ruang 12m2

Sebelum membeli alangkah baiknya untuk menghitung volume yang diperlukan untuk sirkulasi udara ruangan yang hendak di pasang Exhaust Fan. Berikui ini adalah cara menghitung keperluan volume sirkulasi yang diperlukan suatu ruangan.

Langkah pertama ukurlah volume ruangan, ukur Panjang x Lebar x Tinggi, contohnya ingin memasang Exhaust Fan di kamar tidur dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 2 meter serta tinggi 2 meter. Maka dimensi ruangan tidur tersebut yaitu 12 m3. Kemudian kalikan volume ruang dengan kebutuhan sirkulasi udara setiap jamnya menurut kebutuhan ruangan, untuk kamar tidur yaitu 6 sampai 10 kali penggantian udara, jadi 12 m3 x 8 kali pergantian udara yaitu 96 m3.